Religion and Sustainable

Official Blog of Institute for Religion and Sustainable Development

Ibu, Anak dan Lingkungan  

Tidak bisa dinafikan bahwa keikutsertaan orang tua adalah penting dalam pembentukan sikap kepedulian anak terhadap kebersihan lingkungan. Salah satu potret nyata dari pentingnya peran aktif orang tua, saya lihat ketika mengantri di antrian transJakarta busway. Selasa siang (14/08/12), seorang ibu dengan ketiga anaknya tengah menunggu transJakarta busway di halte busway Tosari. Salah satu anaknya meneguk segelas air kemasan yang digenggamnya, seraya merengek ingin minta digendong. Karena tengah menggendong anaknya yang paling kecil, ibu tersebut tidak menghiraukan rengekan sang anak laki-lakinya yang tetap memegang air kemasan itu. Setelah air kemasan habis dan di rasa merepotkan sang anak untuk tetap memegang air kemasan tersebut, maka sang ibu meminta anaknya untuk membuang gelas air kemasan itu. Alih-alih meminta dan mengajarkan sikap disiplin kepada anaknya untuk membuang sampah pada tempatnya, sang ibu mengantar anaknya membuang sampah di jalan akses transJakarta busway. Mungkin ibu tersebut berfikir bahwa sikap demikian lebih mudah untuk dilaksanakan, ketimbang mengantar anaknya untuk mencari tempat sampah terlebih dahulu. Namun, sadarkah sang ibu bahwa kejadian itu akan terus terekam di benak  anak dan bisa jadi menjadi kebiasaan sang anak ke depan?.Potret kejadian tersebut tentu sudah lumrah kita temukan di berbagai sudut ibukota. Hal terpenting kemudian, bahwa dalam pembentukan sikap disiplin anak untuk peduli pada kebersihan lingkungan, juga seyogyanya dimulai dengan pemberian informasi dan sosialisasi pada anggota keluarga, terutama orang tua. Sehingga, kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan, tidak parsial dilakukan oleh anggota keluarga. Misal hanya sang ayah atau ibu, atau bahkan anak-anak saja. Beberapa hal dapat dilakukan. Seperti pengadaan program sadar lingkungan untuk keluarga Indonesia yang harus diikuti oleh anggota keluarga yang lengkap. Secara materi, bisa diklasifikasikan menjadi dua, untuk orang tua dan anak sebagai generasi muda. Materi untuk orang tua, dapat berupa materi yang cukup serius, mulai dari banjir yang sering terjadi di ibukota, urgensi pengelolaan sampah yang baik, hingga dapat menjadi lahan bisnis bagi masyarakat kecil sampai peran yang bisa mereka lakukan untuk membangun gerakan cinta lingkungan. Materi kedua dikhususkan untuk anak-anak atau generasi muda. Suatu ketika, saya hadir dalam program yang digagas oleh salah satu lembaga yang menaruh perhatian pada isu lingkungan. Terdapat games yang bentuk sedemikian rupa agar menarik perhatian anak-anak. Yaitu berupa uji pengetahuan untuk anak-anak sekolah terkait dampak penggunaan listrik yang berlebihan pada kelangsungan hidup bumi. Ada juga pertanyaan terkait manfaat membuang sampah pada tempatnya dan dampak yang dihasilkan, dengan desain permainan nan unik.Menjaga kebersihan lingkungan sudah pasti adalah tugas bersama. Bahkan firman Allah dalam Al-Qur’an dalam Surat Al A’raaf ayat 56, dengan jelas menghimbau ummat manusia agar jangan membuat kerusakan di muka bumi setelah diciptakannya alam dengan baik oleh Sang Maha Kuasa. Anjuran tersebut mencerminkan bahwa menjaga lingkungan adalah ibadah dan tugas bagi seluruh manusia yang ada di muka bumi. ASA


[get this widget]

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar

Posting Komentar