Religion and Sustainable

Official Blog of Institute for Religion and Sustainable Development

Kedamaian dan Keamanan Minoritas  

Dalam sebuah diskusi kecil dengan seorang sahabat pada pertengahan 2011,yang notabene menjadi perhatian kelompok Islam garis keras pada waktu itu membuat para sahabat yang juga hadir meringis dan berpikir tentang rasa aman hidup di Negeri yang dulunya begitu terbuka dalam keragaman dan membanggakan keragaman sebagai aset yang begitu bernilai dalam upaya pembangunan. Sebutlah sahabat kita ini berasal dari  kelompok minoritas yang bukan menjadi penguasa dominan dalam pemerintahan atau memiliki intervensi dalam struktur politik yang menentukan. Kelompok minoritas yang menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Islam yang terbentuk dan berperan dalam garis sejarah tersebut, walaupun dalam sejarah itu banyak penolakan dan penerimaan yang menjadi catatan kita semua juga. Akan tetapi, apakah penolakan yang terjadi selama ini sepantasnya kita terima sebagai sebuah kebencian turunan yang wajib kita anut dan kita jadikan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan seperti pembunuhan,pengusiran, atau penganiayaan. Salanh satu contoh paling mencengangkan bagi penulis adalah kasus cikeusik, dimana penulis merefleksikan identitas diri sebagai seorang muslim dan pemahaman agama yang secara turun temurun menyuarakan kebebasan, kemerdekaan dan kedamaian secara tiba-tiba menjadi begitu bringas dan menakutkan. Bisa dibayangkan jika hal ini menjadi titik tolak bagi 80% penduduk muslim Indonesia untuk menggali kembali agama yang selama ini dianut, dan sudah waktunya untuk tidak memuaskan para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan Islam sebagai dasar pergerakan mereka?, adalah ketakutan yang tidak dapat dikira bagi kelompok minoritas hidup dinegri yang diberkahi oleh Allah, akan tetapi tidak mau menerima mereka sebagai identitas unik yang berbeda. Pertanyaan selanjutnya, apakah Allah membedakan ciptaanNya di alam ini, dan mengkhususkan bumi ini hanya layak dihuni oleh orang-orang yang suka mengatakan bahwa mereka lebih benar dibandingkan yang lain? (rn)        


[get this widget]

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar

Posting Komentar